Rabu, 21 Maret 2012

IKUTI KATA HATI (Sang penulis)

          IKUTI KATA HATI
                                      (  sang penulis )

Penulis cerita: Ana Wibiastuti


Siang hari sampai rumah setelah dari sekolah emak memanggil aku “ Fauzan.., kau bisakah kau Bantu emak tolong bawakan ikan ini kerumah paman dan bibimu” lalu aku menjawab “ ya mak” lalu aku memakai sandal jepit dan berjalan kearah rumah paman dan bibi di tengah perjalanan aku bertemu dengan teman sekolah ku yang bernama wahan, “ zan, apa yang ada didalam kantung itu” kata wahan. Lalu jawabku “ ohh..ini, ini ikan pesanan bibi aku sekarang aku mau mengantarnya kerumah paman dan bibi” lalu wahan mengambil pancing dan berkata “ kau tak ikut aku pergi memancing ke sungai” ujar wahan, jawabku sambil tersenyum “taklah,lain kali saja” lalu aku langsung berjalan menuju rumah paman sampai rumah paman.

            “ Asalamualaikum,paman…bibi “ kataku, lalu ujar paman “ Wa’alaikumsalam, eh fauzan bawa apa kau kemari merepotkan saja” jawabku sambil menunjukan kantung ini ke paman “ ini pesanan bibi nur” ujar paman sambil memberi makan burung peliharaannya “ taruh saja di dapur” . lalu aku masuk dan menaruh ikan ini di dapur, dengan aku lupanya bahwa dikantung ini terdapat air lalu ikan ini dengan tidak sengaja melompat dari kantung tersebut, lalu dengan tidak sengajanya aku mengejar- ngejar ikan tersebut hingga aku terpeleset, setelah itu lalu paman dengan tiba- tiba masuk ke dapur dan melihat aku tergeletak dengan memegang seekor ikan lele ini lalu paman tertawa terbahak-bahak. “hahahaha sedang apa kau fauzan” kata paman sambil tertawa lalu ujar aku sambil memegang ikan lele dan lalu aku menengok paman “ eh paman, ia aku tak sengaja.lagi pula aku lupa kalau ikan tersebut masih hidup”jawabku, lalu jawab paman “yasudahlah, bangunglah anak muda”kata paman.

            Jawabku “lalu dengan ikannya bagaimana paman” ujar paman sambil tersenyum “sudah tak apa, pulanglah” lalu aku pulang sampai dirumah aku langsung menuju ke kamar kecil reyot ku ini sambil menulis dan menyelesaikan sebuah cerita ini. Setelah lama kemudian aku tertidur pulas lalu bapak membangunkan aku “ zan..zan bangun sudah magrib, kau tak sholat ”jawabku “ ya pak” setelah itu aku langsung bergegas  mengambil air wudhu untuk beribadah, setelah aku sholat lalu aku melanjutkan menulis dan belum lama adik bungsu aku yang bernama Fatimah memanggil  minta diajarkan membuat karangan , “kak fauzan, ajarin fatimah buat karangan cerita dong kak biar kaya kak fauzan” jawab ku sambil memberi fatimah duduk “ oke kak fauzan ajarkan, memangnya kamu mau membuat cerita apa” jawab fatimah” cerita kelinci dan beruang” .
              
            Lalu aku mengajarkan fatimah, lama kelamaan aku teridur pulas hingga fatimah aku tinggal iya tidur. Keesokan harinya saat aku di sekolah bu barta wali kelasku memberi informasi kepada anak- anak kelas satu bahwa dikelurahan mau diadakan lomba menulis sebuah karangan , sampai rumah aku terinspirasi untuk ingin mencoba membuat sebuah karangan cerita pendek lalu aku menulis cerita itu dengan cerita yang berjudul ku kejar matahari. Keesokan harinya setelah pelajaran kedua pas istirahat aku langsung menemui bu barta wali kelas satu, “ bu barta” jawab bu barta sambil membalikan badannya kearah ku “ya ada apa zan” ujar aku sambil bingung mau bicara seperti apa “bu, saya mau mengikuti perlombaan itu bu” jawab bu barta “ baiklah besok sore kamu ke  kelurahan ya “ jawabku “baik bu” lalu aku berlari dan senang bisa ikut dalam perlombaan ini. Keesokan harinya aku berangkat ke kelurahaan bersama bapak ,  aku lalu berjalan dengan menggunakan sepeda ontel yang jelek ini sampai di kelurahan bu barta langsung menemuiku yang sedang bingung harus kemana aku masuk “ zan, cepat 5menit lagi perlombaan mau dimulai”  jawabku “ iya bu” lalu aku masuk ke dalam ruangan kecil, dan disitulah aku diberi kertas selembar dan menulis sebuah cerita pendek atau yang biasa disebut dengan cerpen sedangkan bapak menunggu di depan pintu ruangan.

            Sepuluh menit kemudian aku keluar dari ruangan dan bapak berkata “ semoga kamu sukses ya zan” jawabku sambil tersenyum “ya pak” lalu aku langsung menemui bu barta dan menanyakan kapan hadiah itu di kasih, lalu kata bu barta “ zan… hadiahnya ibu belum tau mungkin besok disekolah akan diberi tau pemenangnya”
Lalu aku pulang kerumah dan menatapi foto seorang sutradara yang bernama hanung bramantyo dan merenungkan semuanya sambil memejamkan mata dan memeluk sebuah foto hanung bramantyo hingga hari berganti. Dikelas dan menatapi tulisan burukku ini aku jadi teringat sutradara impianku itu yaitu hanung bramantyo kapan aku bisa di libatkan dalam film tersebut, sampai akhirnya aku berimajinasi dan berhayal- hayal.

            Lalu bu barta memanggil aku sambil mencari-cari aku “ fauzan..fauzan” dan tiba-tiba aku ada di dalam kelas “zan, kamu sedang apa di sana” jawabku sambil aku terkejut “iya bu… maaf “ lalu bu barta memberitahu kepadaku tentang hasil karangan itu kepadaku “zan .. ibu sudah tau hasil karangan kamu” jawabku sambil penasaran “lalu hasilnya bagaimana bu, apa aku juara” jawab bu barta sambil tersenyum “kamu memang anak yg cerdas ya, kamu memenangkan lomba cerita pendek sekecamatan, ibu bangga sekali sama kamu zan ayo ikut ibu ke lapangan untuk kamu tau hasil yang sebenarnya” lalu aku lansung menuju ke lapangan sekolah dengan sangat ramainya temanku Andi mendukungku. Lalu pak herman kepala sekolah SMP 2 LABUAN BAJO NTT memberi tahu “ bahwa yang menjadi  juara 1 karangan sekecamatan adalah…. Fauzan dumaga “ lalu disitulah aku bangga sekali menjadi diri aku sendiri, ternyata bercita- cita menjadi seorang penulis tidak sia- sia.

            Saat sampai dirumah dengan bangganya memperlihatkan piala pertamaku saat ini  kepada emak,bapak,saudara sulungku yang bernama fuad dan saudara bungsuku yang bernama fatimah. Lalu bapak  dengan bangganya mempunyai anak sepertiku lalu bapak mengajak aku bernelayan mencari ikan untuk dimasak dan dijual lalu bapak menuju sungai dan menjaring ikan yang ada di sungai hanya mendapatkan hasil yang sedikit tapi bisa untuk makan bersama sama dan bisa dapat uang untuk menafkahi aku dan keluargaku, saat aku menuju rumah di tengah perjalanan yaitu dirumah wahan ramai sekali, bayak mobil-mobil hingga aku tak bisa melewatinya. Lalu aku turun dan menghampiri rumah wahan dan menanyakan pada salah satu penduduk “pak ada apa ramai sekali” jawab penduduk tersebut “ini kedatangan orang-orang tipi dari Jakarta rumah wahan mau di buat shooting film” lalu dengan senangnya aku menghampiri wahan dan menanyakan kepadanya “han emang betul rumah kau ini mau diliput” jawab wahan dengan senang ”iyalah zan,kenapa emangnya kamu masih ingin sekali bertemu mas hanung bramantyo  “ jawab fauzan dengan gembiranya “iya han… aku ingin sekali” ujar wahan dengan sambil menggaruk-garuk kepala “yasudahlah abis shooting selesai nanti aku Bantu bicara dengan sutradaranya siapa tau kamu bisa ketemu sama mas hanung bramantyo itu idola kamu” dengan sangat senangnya fauzan menunggu hingga berjam-jam.

            Setelah beberapa jam kemudian lalu wahan dan fauzan menghampiri sutradara film tersebut dan menanyakan ke sutradara tersebut “pak sutradara nama saya wahan ini teman saya fauzan. Jadi gini teman saya fauzan ini ingin sekali bertemu dengan mas hanung bramantyo dan fauzan ini ngefans sekali sama mas hanung sampai- sampai ia nulis cerita tentang kehidupan orang- orang desa labuan bajo ini “ lalu jawab sutradara “ ya bisa saja, tapi kan mas hanung di Jakarta” ujar fauzan dengan tidak sabarnya “ apa saya boleh minta alamatnya, siapa tahu saya bisa membantu merilis film terbarunya” lalu sutradara tersebut memberikan alamat ph atau rumah produksi flm mas hanung bramantyo setelah itu lalu fauzan dan wahan berterimakasih dan lalu ia pulang.

            Fauzan berbicara pada emak dan bapak agar diizinkan ke jarkarta, emak tetap saja tak membolehkan aku pergi sendirian kesana apa mungkin karena usiaku masih menginjak 14 tahun, “ beberapa orang tua memang ingin anaknya sukses, tapi impian kau tak wajar sekali zan” Tanya emak sambil mencuci piring. “emak tau kan dari dulu aku ingin menjadi penulis, biar tulisanku ini bisa menjadi film terkenal pasti terlibat juga dalam pembuatan flm yang di sutradarai oleh mas hanung bramantyo, apa emak tak senang anak emak jd penulis terkenal” sahutku  “ emak senang tapi emak dan bapak pasti khawatir dengan kau, kau adalah anak laki – laki satu – satunya emak tak ingin mengecewakanmu hanya karena sutradara itu”.

            Sudah aku bangun lama di kepalaku pelan – pelan gemeretak, dan runtuh jadi abu dalam sekejap mata. “ tapi emak aku ingin sekali pergi ke Jakarta mengejar cita – citaku” tangkisku sengit mukaku merah dan merasa panas. “bersakit – sakit dahulu lebih baik nak dari pada kau bersenang senang lalu jatuh di kemudian hari”jawab emak dengan menduduki bangku rotan, “tapi aku …” sahutku dengan gugup “emak percaya kau adalah anak pandai dan berbakat dibidang karya tulis dan seni rupa” dihadapanku lalu hati terasa panas dan aku ingin cepat – cepat pergi ke Jakarta. Malam hari setelah sepulang dari masjid aku menatapi sebuah celengan tanah liat yan berbentuk ayam, dengan ragu – ragunya ingin menghancurkannya untuk bisa dapat pergi ke Jakarta agak sangatlah sulit, karena ini adalah celengan pertama dan terakhirku untuk masuk ke SMA.

            Dengan ragu – ragunya aku memegang celengan itu, jantung tetap berdegup keras keraguanku sedikit membuatku bimbang, lalu pikiranku jelas sangat besebrangan karena dengan kata hati aku harus pergi ke Jakarta maka tiba – tiba celengan itu terjatuh, suara itu yang membuatku terkejut dan takut. “ zan, suara apa yang ada dikamar kau” Tanya emak . “ kucing mak di kamarku hanya aku saja seorang” sahutku dengan gugup.keesokan harinya sebelum pergi ke Jakarta aku langsung bersiap – siap dan membawa semua barang – barang terutama buku burukku. Lalu aku meninggalkan sebuah selembar surat yang diletakan di bawah lampu petromaks dengan berisi “  asalamualaikum emak aku akan pergi kesana, dengan kata hati insyaallah aku bisa menjadi penulis hebat emak impianku tak salah lagi, wasalamualaikum” pagi – pagi emak saat ingin membangunkan fauzan tiba tiba tidak ada hanya ada selembar surat dan pecahan tanah liat yang berada di dalam kamarnya itu lalu emak termenung  sejak membaca surat ini dengan suara berbisik. Emak menjadi merasa gelisah dan berpikiran yang tidak jelas , walau begitu emak mulai saat ini akan memutuskan bahwa anak emak fauzan isyaallah pulang dengan membawa keberhasilan. Kemudian tiba – tiba wahan datang kerumahku
            “Asalamua’laikum Fauzan… fauzan” lalu emak fauzan menjawab “fauzan ke terminal han katanya ia mau ke Jakarta mau bertemu dengan sutradara itu susul fauzan han” jawabku sambil tergesa- gesa ingin menyusulnya “ baik mak” aku menyusulnya hanya menggunakan  perahu dan mendayung- dayung perahu dengan terburu- buru sampai di tengah jalan raya aku langsung memberhentikan sebuah truk dan lalu aku menaiki truk tersebut hingga di terminal aku bertanya pada salah satu supir bus itu bahwa bus yang arah ke Jakarta sebentar lagi akan berangkat lalu aku bertanya lagi kepada seorang laki –laki ternyata laki-laki tersebut itu adalah fauzan lalu aku lansung berbicara padanya “ zan, apa kau benar- benar yakin ingin pergi kesana” jawab fauzan dengan yakin “ aku yakin kok han kamu sudah jangan mengkhawatirkanku” ujar wahan dengan rasa khawatir “jaga dirimu baik-baik kalau ada apa-apa kirim surat” lalu bus arah ke Jakarta akan segera berangkat fauzan segera naik dan duduk di bus tersebut.

            Di perjalanan fauzan mabuk karena tak kuat dengan udara dingin di dalam bus hingga esok kemudian akhirnya sampai di Jakarta juga lalu fauzan bergegas mencari alamat tersebut dengan lelahnya ia duduk di depan toko karena tidak taunya ada razia maka fauzan diam dan duduk tenang di depan toko tersebut, akhirnya iya tertangkap oleh satpol pp. Sampai di ruangan iya di beri keterangan sebab-akibat iya bisa menjadi glandangan, padahal fauzan bukan seorang gelandangan tapi hanya merantau untuk menjadi seorang penulis muda lalu satpol pp itu bertanya kepada fauzan “ barusan tadi ngapain kamu di sana” jawab fauzan “ saya lelah, saking lelah cari alamat nya saya istirahat sebentar di depan toko tadi” lalu jawab satpol pp tersebut “ banyak yang bilang cari alamat, jujur kamu tadi pasti Cuma berpura-pura saja supaya kamu nggak saya rehab” jawabku “saya jujur pak demi allah” lalu jawab satpol pp tersebut “nggak usah pakai bawa-bawa nama allah ngggak baik” jawabku “ demi allah” lalu seakan-akan satpol pp merasa kasihan dengan fauzan, lau setelah itu fauzan di bebaskan dan fauzan diantarkan oleh satpol pp itu ke alamat tersebut.
           
            Karena sudah terlalu malam akhirnya esok hari baru bisa diantarkan ke alamat tersebut, keesokan hari tersebut fauzan diantarkan ke alamat tersebut karena masih sangat pagi ia menunggu di depan rumah produksi tersebut  ia sambil tidur-tiduran lama kelamaan ia tertidur didepan rumah tersebut, beberapa jam kemudian satpam yang jaga di rumah tersebut datang lalu mengusir fauzan dari rumah tersebut. Dengan kasarnya satpam itu mengusir fauzan akhirnya fauzan pergi dari rumah tersebut. Berjalan langkah demi langkah terdengar suara minta tolong, ternyata anak kecil yang diculik lalu aku bergegas ingin menolong anak tersebut ternyata aku malah dimarahi oleh orang tersebut padahal niat aku baik  dan pada akhirnya ternyata mereka sedang shooting dan lalu aku dipersilahkan duduk oleh sutradara tersebut.

            Lalu aku dihampiri oleh kakak cantik yang berjilbab ungu yang bernamanya kak adyamecca dia bertanya kepadaku “ kamu dari kampung ya? “ jawabku dengan senang “iya kak, nama ku fauzan dari desa labuan bajo” ujar kak adyamecca dengan tersenyum manis “jauh sekali.. kamu mau ngapain ke Jakarta” jawab fauzan “saya mau merantau untuk jadi penulis dan bertemu mas hanung bramantyo supaya aku di perlibatkan kedalam film tersebut, aku sudah membuat tulisan karya aku kak” jawab adyamecca dengan terkejut “waw hebat sekali ya kamu oia saya mau pulang nih, mau ikut nggak” jawab ku dengan senang hati “emangnya membolehkan saya untuk ikut kerumah kak adyamecca” lalu adyamecca mengangguk dan lalu aku masuk kedalam mobil tersebut dan lalu sampai rumah kak adyamecca aku langsung di persilahkan masuk saat ke ruang tamu aku melihat banyak sekali foto-foto kak adyamecca bersama anak-anaknya tapi saat aku lihat ke ruangan bagian tengah aku melihat foto mas hanung bramantyo dengan kak adyamecca kata kak adyamecca itu adalah foto suaminya.

            Dengan takjubnya aku melihat foto-foto sang idola dengan istri dan anaknya, lalu aku bertanya kepada kak adyamecca “ kak adyamecca aku ingin sekali diperkenalkan oleh mas hanung soalnya dari dulu aku ngefans banget sama mas hanung sebab aku ingin disuatu saat nanti aku ingin sekali tulisan karya ku ini dilibatkan dalam filmnya mas hanung” jawab adyamecca dengan tersenyum “ohya zan,makan yuk bi indah udah siapin masakan tuh kita maka bersama-sama yuk” jawabku “nggak terimakasih lagi pula, saya sudah kenyang” lalu perut ku berbunyi saat aku menjawab seperti itu, lalu jawab kak adyamecca sambil tertawa “hahaha… sudahlah ayo makan” jawabku sambil tersenyum “ iya jadi merepotkan” lalu kak adyamecca tersenyum. Setelah makan beberapa jam kemudian ada yang mengetuk pintu “tok..tok…tok” jawabku saat aku ingin membukakan pintu itu “ aku saja ya,yang membukakan pintunya” jawab kak adyamecca  “ iya” lalu aku berjalan dan langsung membukakan pintu itu tersebut saat aku bukakan ternyata mas hanung, lalu aku terkejut dan langsung mempersilahkannya masuk, setelah itu mas hanung bertanya kepada kak adyamecca “ dia siapa” jawab kak adyamecca “perkenalkan ini fauzan dari flores desa labuan bajo, tadi aku bertemu fauzan saat dii lokasi shooting “ jawab mas hanung dengan lalu berjalan menuju kamarnya dengan kak adyamecca, lalu mas hanung bertanya kepada kak adyamecca “ dia itu siapa, memangnya kamu kenal” jawab kak adyamecca dengan tegas “jadi dia itu fauzan, yang merantau ke Jakarta hanya ingin bercita-cita ingin jadi penulis dia penggemar berat mas, lagi pula apasalahnya fauzan tinggal disini untuk sementara “ jawab mas hanung bramantyo dengan ragu ragu lalu mas hanung mengangguk-agukan kepalanya.

            Setelah itu kak adyamecca dan mas hanung bramantyo keluar dari kamarnya lalu kak adyamecca menyuruhku beristiharat dan mempersilahkan aku untuk beristirahat di kamar tengah, lalu aku terlentang dan hanya berpikir satu hal kapan aku bisa seperi mas hanung dengan sengajanya aku mengambil buku tulis yang akan aku berikan nanti kepada sutradara idolaku yaitu mas hanung bramantyo, lalu aku duduk dan langsunglah menyelesaikan semua cerita yang ku karang sendiri. Halaman demi halaman sudah ku lalui setelah itu cerita tersebut telah jadi menjadi buku seperti novel. Lalu buku ini aku taruh di meja belajar dan lalu aku melanjutkan istirahatku.

            Keesokan harinya saat pagi-pagi sekali aku langsung bangun dan membersihkan seluruh ruangan tersebut setelah itu aku langsung mandi, mas hanung masuk kedalam kamar aku dan tiba-tiba ia melihat  sebuah buku tulis yang buruk lalu ia buka dan ia baca satu persatu dari halaman ini ke halaman berikutnya, lalu ia berpikir akan menjadikan cerita yang fauan buat menjadikan salah satu film terbaik anak- anak. Sewaktu malam itu hanung bramantyo tidak bisa tidur karena iya terus saja memikirkan cerita itu untuk diperlibatkan ke suatu film di tahun ini. Hari- demi hari berganti saat di pagi hari mas hanung mencari ku, karena saat itu aku sedang diluar beberapa jam kemudian aku sampai rumah. Lalu aku masuk dan lalu mas hanung memanggil aku dan berkata “hey zan abis dari mana kamu” jawabku dengan tersenyum senang “ dari luar ada apa mas hanung” jawab mas hanung dengan begitu senangnya menemuiku “ begini kemarin saat mas mau bertemu dengan mu nggak sengaja mas membaca buku itu, dan mas sudah pikir-pikir mas ingin mengangkat cerita itu sebagai film, menurut kamu gimana” jawabku dengan senang dan bangganya “ aku setuju sekali, dari dulu aku ingin sekali cerita itu diperlibatkan kedalam flm layar lebar” jawab mas hanung” saya akan mengangkat peran utama itu adalah kamu zan” dengan senangnya disuatu saat kemudian aku sudah mejadi penulis terkenal dengan ini sekarang jadi aku sudah mempunyai buku novel 14 dan pengeluaran 9 film layar lebar dan fauzan juga mendapat tawaran oleh sutradara new york, america’s untuk menuliskan sebuah film barunya itu

The end